Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, bahwa penulis telah menyelesaikan tugas mata kuliah, Tekhnik Penulisan Non Berita tv dengan mewawancarai gitaris dari Group Band “Saint Loco” yang terdiri dari 6 orang yang sangat kreatif diantaranya adalah Iwan (gitaris), Gilbert (bassis), Nyonk (Drummer), Tius (the spinner), Joe (Vokalis), dan Berry (MC). sekaligus banyak meraih penghargaan diantaranya Best Rock Album versi Majalah Hai tahun 2005, Rock Best Of The Year Album versi I-radio tahun 2005..
Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan dan bimbingan orang tua dan teman-teman, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
- Dosen mata kuliah Tekhnik Penulisan Naskah Non Berita Tv, Ibu Siti Nur Aisyah dan Bang Iwang selaku Asdos yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada penulis sehingga penulis termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
- Iwan Hoeditarto selaku narasumber yang mau meluangkan waktunya untuk membagi pengalaman dan motivasinya.
- Orang tua yang telah turut membantu, membimbing, dan mengatasi berbagai kesulitan sehingga tugas ini selesai.
- Christopher Anthony, selaku sahabat yang selalu setia tiada henti untuk membantu dan memberikan motivasi.
Semoga materi ini dapat bermanfaat dan menjadi sumbangan pemikiran bagi teman-teman yang membutuhkan, khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai, Amiin.
II. PROFILE PEWAWANCARA
Perkenalkan sebelumnya, nama saya Yustian Odus Skolastika. Lahir di Jakarta 21 tahun silam pada tanggal 10 July 1989, yang berdomisili di jalan Karya Barat 4 no 4 Jakrta Barat. Anak ke 3 dari 3 bersaudara. Saat ini tercatat sebagai mahasiswa Broadcasting angkatan 2008 Universitas Mercu Buana semester enam. Saya merupakan orang yang santai dan periang, namun saya juga orang yang pekerja keras, saya menyukai hal-hal yag baru dan menantang, terlebih bila itu ada hubunganya dengan olahraga dan music, saya berpikir sangat terbuka dan menerima semua kritikan dengan hangat selama itu bisa memotivasi saya menjadi orang yang lebih baik lagi. Hobi saya adalah futsal dan mendengarkan musik. karena ketika bermain futsal saya merasa sangat senang dan bersemangat seakan semua masalah dalam diri saya sudah selesai semuanya walaupun hanya sesaat, saat bermain futsal juga saya melatih bagaimana bermain dengan tenang dan dapat mengontrol bola dengan baik, melatih sportifitas dan kerja sama.
Berikut ini merupakan lampiran riwayat pendidikan :
1996 – 2002 : SD Bunda Hati Kudus,Jakarta Barat
2002 – 2005 : SMP Kristoforus 1,Jakarta Barat
2005 – 2008 : SMA Negeri 2 Gajah Mada,Jakarta Barat
2008 -Present : Universitas Mercubuana Ilmu Komunikasi Jakarta
Email :
III. Saint Loco Profile
Saint Loco Saint Loco, band yang mengawali karirnya di kancah rock tanah air pada tahun 2004 dengan debut album bertajuk Rock Upon A Time. Album ini menjadi awal langkah sukses Saint Loco mengenalkan dirinya ke publik dengan mengusung lagu-lagu berkekuatan hip-rock. Berbagai penghargaan berhasil mereka sabet diantaranya adalah; Best Rock Album versi Majalah Hai tahun 2005 dan Rock Best Of The Year Album versi I-Radio tahun 2005. Single “Microphone Anthem”, yang menjadi unggulan mereka kala itu, berhasil mengejawantahkan Saint Loco sebagai penerus generasi musik rock Indonesia.
Di bulan September 2006, MTV mengganjar mereka dengan predikat MTV EXCLUSIVE ARTIST for SEPTEMBER. Album kedua mereka yang bertajuk Vision For Transition dirilis dibulan yang sama. Sebuah album yang menggambarkan progresi dari musikalitas keenam anak super kreatif; Iwan (gitaris), Gilbert (bassis), Nyonk (drummer), Tius (the spinner), Joe (vokalis) dan Berry (MC). Ini sebagai satu pegangan bahwa nama Saint Loco masih punya kekuatan untuk musik rock yang berkualitas,Another Vision for Indonesia Rock Concept.
Lewat album keduanya, Vision For Transition, Saint Loco menawarkan konsep musik yang lebih berani. Dari kulit albumnya sudah terbaca keberanian Saint Loco dengan memberikan warna-warna berani dan penempatan yang terbilang tidak umum. Untuk isinya, rock yang dibawakan mereka kali ini lebih sing-a-long dibandingkan album sebelumnya meski tensi tonalitas rock mereka tetap tinggi. Dengarkan saja “Kedamaian”, sebuah lagu mellow-rock yang menampilkan seorang vokalis bjorky-melankolis, Astrid. Lagu ini dibuka dengan dentingan piano dan dihantarkan dalam beat mid-tempo. Kekuatan lirik bilingual dan karakter vokal Joe dengan Astrid serta MC Berry menambah padu lagu yang menjadi single pertama album ini.
Penggarapan album Vision For Transition ini menempuh masa 7 bulan preproduction serta pengumpulan materi yang dimulai sekitar Agustus 2005 dan dilanjutkan dengan 3 bulan untuk recording dan 1 bulan mixing. Karena hampir seluruh lagu dalam album Vision For Transition dibuat di studio pribadi milik DJ Tius, Saint Loco kali ini merasa bisa lebih mengeksplorasi sound dan berkespresi sebebas mungkin. Dengar saja “Terapi Energi” dari track 2, sebuah lagu yang menampilkan totalitas bermain musik ala Saint Loco. ‘It’s the real Saint Loco.”
Mastering album Vision For Transition ini dikerjakan di sebuah studio bernama Euphonic Masters yang ada di Memphis , Tennese, Amerika Serikat. Ditangani langsung oleh Brad Blackwood, seorang insinyur tata suara kenamaan yang pernah menyabet 9 nominasi Grammy Award dan 6 nominasi Dove Award sejak tahun 1998. Keberanian lainnya yang ditampilkan Saint Loco adalah permainan emosi lagu per lagu. Jika disimak dari awal runtutan lagu dalam album Vision For Transition ini, Anda akan dibawa banging your head lalu diselingi dengan fase exhaling berganti-gantian. Ini membuat fungsi pendengaran tidak terganggu dengan bunyi-bunyi yang pekak namun Anda akan dimanja untuk menikmati petualangan Vision For Transition ini dengan hati gembira. Mau contoh? Di track 5 kita akan disuguhi permainan kombinasi antara gitar akuistik dan crunch serta synth-string yang membuai yang hadir di lagu “Fallin”. Beat middle di “Fallin” ini hadir sebagai penghantar untuk hentakan di track 6, “Get Up”. Setelah lelah moshing dan jejingkrakan, track selanjutnya, “Centro”, mengistirahatkan pendengaran dalam instrumentalia tembang passionate-electronica-sound sebelum dipecahkan lagi ditrack berikutnya, “Transition”. Maka sayang sekali jika Anda menikmati album ini tidak utuh atau hanya satu atau dua lagu saja.
Musik rock di Indonesia terus berkembang ke arah yang positif, thanks to Godbless! Dan Saint Loco melihat perkembangan ini sebagai motivator mereka untuk bisa berkreasi lebih. Trend musik rock dunia yang kini berkembang dengan memasukkan unsur Rap, Punk, New Wave serta electronica menjadi acuan Saint Loco untuk diterapkan dalam musik mereka. Dengar saja Vision For Transition yang kini lebih minimum aksi solo melodi gitar dan cenderung dominan lewat riff atau blocking gitar dan loop. Konsentrasi album ini pun dipusatkan di lagu yang lebih melodius dan reffrain yang catchy. “Musik metal telah berubah.
Maka sambutlah salah satu ikon dari regenerasi musik rock tanah air, Saint Loco. Lewat Vision For Transition ini mereka kembali menghentak dan mencoba untuk menelusup kembali dan tampil berbeda dari yang sudah ada.
IV. PENGALAMAN WAWANCARA
Puji Tuhan, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas / project tekhnik penulisan naskah non berita terkait wawancara Legend / master / fenomena dengan mewawancarai Iwan Hoediarto, Beliau adalah seorang pemain gitar (gitaris) sekaligus seorang musisi dari sebuah band pop/rock Saint loco. Sebelumnya saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ais selaku dosen saya dan bang Iwang selaku asdos. Karena Berkat tugas wawancara ini, saya dapat berkenalan langsung dengan Iwan Hoediarto. Pada awalnya saya benar-benar tidak tahu tentang narasumber yang ingin saya wawancarai. Saya hanya mengagumi music mereka, namun belum tau personilnya masing-masing. Dan ternyata saya baru mengetahui bahwa Iwan Hoediarto adalah seorang gitaris dan musisi Saint Loco yang merupakan pengagas group band hip-rock pertama di Indonesia,Beliau telah banyak membuat lagu-lagu yang beraliran hip-rock dan telah banyak memenangkan banyak pernghargaan dari album-album yang dibuatnya. Salah satunya adalah Best Rock Album versi Majalah Hai tahun 2005 dan Rock Best Of The Year Album versi I-Radio tahun 2005. Single “Microphone Anthem” dan Di bulan September 2006, MTV mengganjar mereka dengan predikat MTV EXCLUSIVE ARTIST for SEPTEMBER. Pada saat wawancara terjadi saya sangat gugup dan tidak percaya diri, karena saya masih tidak menyangka bahwa saya akan bertemu bahkan akan mewawancarai seorang musisi professional, namun saat bertemu dengan orangnya langsung perasaan itu hilang, karena Iwan bersikap sangat terbuka dan enak diajak berbicara, seperti mengangap saya adalah salah satu seorang sahabatnya yang sudah lama berteman. Wawancara berlangsung sekitar 2 setengah jam di salah satu toko baju milik Iwan sendiri yang baru saja dibuka, nama toko itu adalah Loco Shop. Pengalaman yang paling berkesan ketika saya mewawancarai Iwan Hoeditarto yakni, pada saat wawancara dilakukan dia mengajak saya untuk makan dan minum bersama-sama dengan dia. Dan beberapa kata-katanya yang membangun dan memotivasi saya dengan motto hidupnya yaitu “ Life it’s like listening music. hear or do everything with love and you will find the happiness.”
V. LIST WAWANCARA
- 1. Bagaimana pemahaman arti ide menurut anda?
“Menurut saya, Ide itu merupakan sesuatu yang sanggat penting sekali apalagi untuk seorang musisi seperti saya dalam menciptakan sebuah lagu yang berkualitas. Ide yang baik akan mendatangkan hasil yang baik juga. Dengan adanya sebuah ide kita akan mendapatkan sesuatu yang belum pernah kita bayangkan sebelumnya. Namun untuk menemukan sebuah ide yang baik itu sangat susah sekali, kadang ide muncul secara tiba-tiba saat kita sedang mendengarkan music, menonton televisi, membaca buku, berbincang dengan teman, atau saudara dan keluarga, saat berdiam diri di kamar, bahkan saat kita sedang buang air besar di toilet. Biasanya ide itu muncul saat kita melihat atau membayangkan hal-hal yang unik, yang tidak biasa dilihat orang.”
- 2. Bagaimana pemahaman arti konsep menurut anda?
“Bagi saya, sebuah konsep dapat tercipta setelah ditemukanya sebuah ide. Ini merupakan sebuah rantai yang tidak bisa dipisahkan, seperti mempunyai sebuah gitar, namun anda tidak dapat memainkanya, lalu cara / konsep apa yang akan anda lakukan agar anda dapat memainkan gitar tersebut. Anda akan belajar bermain gitar. Konsep merupakan jawaban dari sebuah ide.”
- 3. Bagaimana strategi anda untuk mewujudkan ide dari setiap karya-karya anda?
“biasanya saat sebuah ide muncul saya langsung mencatatnya disebuah dalam sebuah kertas atau buku, lalu saya memangil teman-teman band saya untuk membicarakanya, karena biasanya teman-teman saya juga memberikan masukan yang baik untuk menambahkan ide tersebut. Pada awalnya saya hanya bermain music biasa, namun akhirnya saya menemukan ide dan mencoba untuk membuat music aliran hip-rock pertama di Indonesia. Lalu kami mulai rekaman dan akhrinya ide dan strategi kami membawa kami sampai pada sekarang ini.”
- 4. Bagaimana pendapat anda, tentang dunia ide dalam industri kreatif (dunia penciptaan) yang ada di Indonesia?
“berbicara tentang dunia penciptaan ide kreatif emang tidak ada matinya, dan tidak ada habisnya.menurut saya industry kreatif di Indonesia sudah sanggat baik, namun bila boleh untuk memilih, saya lebih suka ide kreatif di zaman dulu, dari yang saya lihat, lagu-lagu zaman dulu sanggat bagus dan berkualitas, terlihat dari banyaknya pengemar yang masih mendengarkan lagu zaman dulu hingga sekarang, lihat saja koes plus, masih ada saja orang yang menyetel lagu itu di zaman sekarang ini, berbeda dengan sekarang, kebayakan musisi hanya membuat lagu seadanya dan seenaknya saja,mereka hanya mencari untung saja, tidak memikirkan pesan yang disampaikan dalam lagu tersebut.”
- 5. Menurut anda, Bagaimana untuk mengukur suatu ide dari suatu konsep dianggap baik ketika dilihat dari idealisme dari suatu bisnis?
“kalau dilihat dari sisi idealisme maka harus bersifat discovery, inovatif dan kreatif. Dimana kita harus menemukan sesuatu yang baru. Jangan hanya meniru-niru ide orang lain atau plagiator. Karena plagiator sanggat tidak idealis. Bila kita sudah inovatif dalam menentukan ide, maka pasti ide itu baik untuk dunia bisnis.”
- 6. Mengapa lagu anda lebih banyak memakai bahasa inggris daripada bahasa Indonesia?
“ya, kami lebih memilih untuk memakai bahasa Inggris karena kami ingin membuat sesuatu yang baru yang belum ada di Indonesia, kalau memakai bahasa Indonesia juga,sama saja donk dengan aliran music yang lainya, oleh karena itu kami membuatnya dalam bahasa Inggris, namun untuk album yang selanjutnya kami akan juga banyak membuat yang memakai bahasa Indonesia.”
- 7. Siapa yang menjadi Inspirasi anda dalam berkarir?
“yang menjadi inspirasi saya banyak, bisa teman, pacar, dan orang tua. Tergantung dari situasi dan kondisi yang dialami saat itu. Namun jika ditanya inspirasi daya dalam membuat music hip-rock yaitu adalah Limb Bizkit, dan Linkin Park. Saya menyukai semua lagu mereka dan mencoba untuk membuat lagu yang beraliran sama dengan mereka.”
- 8. Group Band anda dibilang sebagai Linkin Park Indonesia, bagaimana anda menyikapi hal itu?
“Saya tidak menyalahkan orang yang berangapan seperti itu, karena itu terserah pada pendapat masing-masing. Namun memang saya akui bahwa aliran music saya sama dengan aliran musik Linkin Park, namun itu hanya aliranya saja, bukanya ide dan konsepnya. Ide dan konsep jelas berbeda. Oleh karena itu tidak salah bila banyak yang bilang Saint Loco mirip dengan Linkin Park.”
- 9. Apakah anda mengalami kesulitan Saat Kompilasi album Kita Untuk Mereka – Lagu “Tangis Negeriku” feat Glenn Fredly (2005)?
“pertamanya kami memang mengalami sedikit masalah, karena suara yang dimiliki Glenn bukanlah suara rock, namun setelah latihan panjang dan penyesuaian nada dan suara Glenn akhirnya kami mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan. Bahkan akhirnya lagu tangis negeriku ini menjadi sesuatu yang sanggat baru antara perpaduan music hip rock dan pop jazz.”
10. Apa motto dalam hidup anda?
“life it’s like listening music. hear or do everything with love and you will find the happiness.”
VI. KESIMPULAN WAWANCARA
“ Saya mendapatkan maanfaat yang banyak sekali setelah mendapat kesempatan mewawancarai Iwan Hoediarto, banyak sekali masukan-masukan yang dia berikan, menurut Iwan bahwa ide tidak datang dengan sendirinya, namun perlu dipikirkan dengan cara yang keras. Yang datang dengan sendirinya itu biasanya disebut dengan ilham. Bila kita sudah mendapatkan ide, kita harus memikirkan konsep apa yang harus kita buat untuk mengembangkan ide tersebut. Beliau juga berkata, pencarian ide bisa datang darimana saja dan kapan saja. Di dalam hidup kita kita harus dapat menemukan ide-ide yang baik, agar hidup kita menjadi terarah dan mempunyai tujuan. Beliau juga mengajarkan saya untuk jangan menyerah, teruslah bermimpi namun kau harus bangun dan kejarlah mimpi itu, jangan malah terlarut-larut dalam mimpi. Beliau juga berkata, kerjakanlah sesuatu dengan perasaan senang dan bahagia, kerjakanlah sesuatu dengan cinta walaupun pekerjaan itu tidak kamu sukai sekalipun, maka kamu akan menemukan kemudahan dalam menyelesaikanya. Seperti kata beliau dalam motto hidupnya yaitu “life it’s like listening music. hear or do everything with love and you will find the happiness.”
VIII. DATA LAMPIRAN
Saint Loco Album
Rock Upon A Time (Full Album 2004)
Distorsi gitar dalam hentakan cadas drum yang terkontaminasi beat-beat Hip-Hop-Rap merupakan bahan dasar Saint Loco untuk menyuguhkan 12 lagu dalam album yang diberi judul ROCK UPON THE TIME. Saint Loco yang resmi masuk dibawah bendera Sony Music Indonesia pada 7 May 2004, menggeber abis 80% lagu-lagu dialbum ini dalam bahasa asing. Simak saja lagu-lagu seperti “Famous Freak”, “Rock Your Voice” dan “Freedom Fighter” yang enak dinikmati walau dengan bahasa Inggris. Namun mereka juga tidak melupakan bahasa sendiri yang mereka tuntaskan dalam lagu “Hip Rock” dan “Metropolis”. Sebagai catatan tersendiri, lagu “Hip Rock” pernah masuk ke jajaran lagu-lagu terbaik pada tangga lagu PRAMBORS NuBuzz di awal-awal karirnya Saint Loco.
Pilihan “Microphone Anthem” sebagai single pertama pembuka album ini dirasa sangat pas sekali. Menurut Saint Loco, lagu ini membawa semangat anak muda yang penuh percaya diri untuk menyuarakan hatinya dan itu tersurat dalam lirik lagu ini. Dibuka dengan delay gitar yang disambut rentetan kata-kata yang dirapalkan Berry secara cepat. Lagu ini menjadi lebih ‘terasa’ karena bersinergi kuat dengan beat drum. Progessi chord yang cenderung konstan ternyata tidak membuat lagu ini terasa membosankan, justru kita terus menikmati lagu ini dalam alunan rhythm section yang melodius sambil menghentakan kepala.
Dengan komposisi 80% materi berbahasa asing tersebut, menjadi pertimbangan Sony Music Indonesia untuk melemparkan Saint Loco ke pasar Asia Tenggara. Ini sejalan dengan kontemplasi ke-6 anak muda ini memakai nama Saint Loco. Nama ini mereka ambil memaknai arti “Saint” yang hadir di muka bumi sebagai pembuat terobosan dan membawa sisi baru yang lebih cerah. Begitu pula Saint Loco yang ingin menghadirkan musik Indonesia ke penjuru dunia.
Ini adalah semangat anak muda Saint Loco. Generasi yang lahir dari kerasnya musik rock warisan orang tua dan tumbuh dalam lingkungan yang menyatukan mereka untuk membuat suatu terobosan. Terobosan menembus waktu dengan musik rock.
Track list album Saint Loco – Rock Upon A Time:
- Maria
2. Microphone Anthem
3. Answer
4. Famous Freak
5. Rock Your Voice
6. Fly Away
7. Promised Land
8. Hip Rock
9. Metropolis
10. Fredom Fighter
11. My Friend
12. Outro
Vision For Transition
Saint Loco menawarkan konsep musik yang lebih berani. Dari kulit albumnya (baca: cover) sudah terbaca keberanian Saint Loco dengan memberikan warna-warna berani dan penempatan yang terbilang tidak umum. Untuk isinya, rock yang dibawakan mereka kali ini lebih sing-a-long dibandingkan album sebelumnya meski tensi tonalitas rock mereka tetap tinggi. Dengarkan saja “Kedamaian”, sebuah lagu mellow-rock yang menampilkan seorang vokalis bjorky-melankolis, Astrid. Lagu ini dibuka dengan dentingan piano dan dihantarkan dalam beat mid-tempo. Kekuatan lirik bilingual dan karakter vokal Joe dengan Astrid serta MC Berry menambah padu lagu yang menjadi single pertama album ini.
Penggarapan album Vision For Transition ini menempuh masa 7 bulan preproduction serta pengumpulan materi yang dimulai sekitar Agustus 2005 dan dilanjutkan dengan 3 bulan untuk recording dan 1 bulan mixing. Karena hampir seluruh lagu dalam album Vision For Transition dibuat di studio pribadi milik DJ Tius, Saint Loco kali ini merasa bisa lebih mengeksplorasi sound dan berkespresi sebebas mungkin. Dengar saja “Terapi Energi” dari track 2, sebuah lagu yang menampilkan totalitas bermain musik ala Saint Loco. ‘It’s the real Saint Loco’.
Mastering album Vision For Transition ini dikerjakan di sebuah studio bernama Euphonic Masters yang ada di Memphis , Tennese, Amerika Serikat. Ditangani langsung oleh Brad Blackwood, seorang insinyur tata suara kenamaan yang pernah menyabet 9 nominasi Grammy Award dan 6 nominasi Dove Award sejak tahun 1998.
Keberanian lainnya yang ditampilkan Saint Loco adalah permainan emosi lagu per lagu. Jika disimak dari awal runtutan lagu dalam album Vision For Transition ini, Anda akan dibawa banging your head lalu diselingi dengan fase exhaling berganti-gantian. Ini membuat fungsi pendengaran tidak terganggu dengan bunyi-bunyi yang pekak namun Anda akan dimanja untuk menikmati petualangan Vision For Transition ini dengan hati gembira. Mau contoh? Di track 5 kita akan disuguhi permainan kombinasi antara gitar akuistik dan crunch serta synth-string yang membuai yang hadir di lagu “Fallin”. Beat middle di “Fallin” ini hadir sebagai penghantar untuk hentakan di track 6, “Get Up”. Setelah lelah moshing dan jejingkrakan, track selanjutnya, “Centro”, mengistirahatkan pendengaran dalam instrumentalia tembang passionate-electronica-sound sebelum dipecahkan lagi ditrack berikutnya, “Transition”. Maka sayang sekali jika Anda menikmati album ini tidak utuh atau hanya satu atau dua lagu saja.
Why Vision For Transition Now?
Musik rock di Indonesia terus berkembang ke arah yang positif, thanks to Godbless! Dan Saint Loco melihat perkembangan ini sebagai motivator mereka untuk bisa berkreasi lebih. Trend musik rock dunia yang kini berkembang dengan memasukkan unsur Rap, Punk, New Wave serta electronica menjadi acuan Saint Loco untuk diterapkan dalam musik mereka. Dengar saja Vision For Transition yang kini lebih minimum aksi solo melodi gitar dan cenderung dominan lewat riff atau blocking gitar dan loop. Konsentrasi album ini pun dipusatkan di lagu yang lebih melodius dan reffrain yang catchy. “Musik metal telah berubah… ,” tandas Saint Loco tegas.
Maka sambutlah salah satu ikon dari regenerasi musik rock tanah air, Saint Loco. Lewat Vision For Transition ini mereka kembali menghentak dan mencoba untuk menelusup kembali dan tampil berbeda dari yang sudah ada.
Track List Album Saint Loco – Vision For Transition
- Intro
- Terapi Energi
- Kedamaian
- New Life
- Fallin
- Get Up
- Centro
- Transition
- Masterplan
10. Fearless
11. Break Away
12. Starnger in my Blanket
13. Outro
IX. Discography
Album Rock Upon A Time (2004)
Kompilasi album Kita Untuk Mereka – Lagu “Tangis Negeriku” feat Glenn Fredly (2005)
Ost. Bad Wolves (2005)
Album Vision For Transition (2006)
X. Awards
Raja Pensi No. 2 Versi Majalah Hai tahun 2005
Best Rock Album Versi Majalah Hai tahun 2005
Rock Best Of The Year Album Versi I Radio 2005
Nominasi AMI 2005 Kategori Band Berbahasa Inggris Terbaik
Anggota kehormatan WWF Indonesia